Halaman

Cahaya Pengetahuan Muslim

Selasa, 28 Oktober 2014

Menjaga 'Iffah (Kesucian Diri) Di Zaman Penuh Fitnah


Assalaamu’alaikum warahmatullaahi wabarokatuh,

إِنَّ الْحَمْدَ لِلَّهِ نَحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِرُهْ وَنَعُوذُ بِاللهِ مِنْ شُرُوْرِ أَنْفُسِنَا وَمِنْ سَيِّئَاتِ أَعْمَالِنَا، مَنْ يَهْدِهِ اللهُ فَلاَ مُضِلَّ لَهُ وَمَنْ يُضْلِلْ فَلاَ هَادِيَ لَهُ. وَأَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ صلى الله عليه وعلى آله وصحبه ومن تبعهم بإحسان إلى يوم الدين



'Innalhamdalillaah, nahmaduhu wanasta’inuhu, wanastaghfiruh. Wana’udzubillaahiminsyururi anfusina waminsyay yiati a’malina, may yahdihillahu fala mudzillalah, wamay yut’lil fala hadziyalah. Asyhadu alailahaillallahu wah dahula syarikalah wa assyhadu anna muhammadan ‘abduhu warosuluh.Salallahu'alaihi wa 'ala alihi wa sahbihi wa man tabi'ahum bi ihsanin illa yaumiddiin'.



Fainna ashdaqal hadits kitabaLLAH wa khairal hadyi hadyu Muhammad Salallahu'alaihiwassalam, wa syarral ‘umuri muhdatsatuha, Wa kullu muhdatsatin bid’ah wa kullu bid’atin dhalalah wa kullu dhalalatin fin nar… Ammaba’du
Menjaga 'Iffah (Kesucian Diri) Di Zaman Penuh Fitnah 




Bismillah
Di era globalisasi ini tantangan kaum muslimah terasa semakin berat. Berbagai gerakan dan arus pemikiran datang dari segala penjuru untuk melucuti jati diri kaum muslimah. Gagasan feminisme, emansipasi dan trans gender pun semakin marak diserukan kaum sekuler dan liberal untuk menyerang kaum muslimah. Pembiasan identitas bahkan pembunuhan karakter muslimah  juga terlihat santer di media masa yang beredar dan mendominasi masyarakat islam. Bahkan, arus budaya barat yang kian tak terbendung, menjadikan kaum muslimah banyak terseret ke dalam lembah keterpurukan.

Kaum Muslimah Dalam Kepungan Fitnah
Beragam fitnah tersebut mengepung kaum muslimah saat ini. Hampir setiap lini kita dapati para penyeru yang mengajak muslimah ke pintu-pintu Jahanam. Mereka membuat bermacam program untuk menggiring muslimah kepada tradisi jahiliah di zaman modern ini.

Cobalah amati program TV, radio dan mayoritas media masa di negeri ini. Apakah program-program tersebut membantu kaum muslimah dalam menjaga iffah atau justru membiaskan dan merusaknya? Rata-rata media masa tersebut merupakan corong untuk membunuh karakter muslimah.

Dampak nyata dari hal tersebut bisa kita saksikan saat ini. Betapa banyak wanita yang mengaku muslimah namun tidak mencerminkan kepribadiannya sebagai seorang muslimah. Seolah-olah kita tidak bisa membedakan antara wanita muslimah atau kafiroh (wanita kafir) lantaran jati diri mereka yang hilang atau telah mati.

Selain kepungan dari luar. Serangan dari dalampun gencar dilakukan. Berbagai kelompok seperti Syiah sangat mengancam muslimah dalam menjaga iffah-nya. Mereka mulai menggeliat di Indonesia beberapa tahun ini. Jika kaum muslimah tidak semakin waspada dan membentengi diri dengan aqidah yang benar, maka bisa jadi aqidah Syiah akan merusak keimanannya. Bukan sekedar itu, doktrin nikah mut’ah yang dianut kaum Syiah juga siap merobek dan menghancurkan harga diri muslimah negeri ini.

Tetap Istiqomah Dalam Menjaga ‘Iffah
Istiqomah dalam menjaga iffah adalah senantiasa menjaga dan menahan diri dari segala perkara yang dilarang Alloh subhanahu wa ta’ala dan rosul-Nya sholallohu alaihi wasallam. Meskipun jiwanya condong dan ingin berbuat maksiat, namun keimananannya mampu melawan dan membendung semua itu.

Seorang muslimah yang menjaga iffah-nya tidak akan tergiur dengan kemanisan dunia. Ia pun tidak akan pernah rela telanjang dada dan paha demi menuruti aturan kerja. Meskipun diiming-imingi gaji jutaan rupiah, sedikitpun tak tergiur mengambilnya jika berasal dari jalan yang tidak berkah. Dia juga tidak silap dengan kata-kata yang merayunya untuk berbuat nista. Meski manis dan menggoda, namun ia tolak dengan tegas karena tidak halal baginya.

Agar kaum muslimah tetap istiqomah menjaga ‘iffah, beberapa hal di bawah ini bisa membantu meraih hal tersebut.
  1. Teruslah meningkatkan ilmu, iman dan takwa kepada Alloh. Inilah sebenarnya perisai utama muslimah dalam menghadapi serangan musuh-musuh yang ingin menghancurkannya.
  2. Hati-hatilah dalam bergaul dan memilih teman. Usahakan teman pergaulan kita adalah teman yang sholih, cerdas dan bertakwa.
  3. Perkuatlah rasa malu kepada Alloh. Tidaklah rasa malu ini mekar dalam diri muslimah melainkan kebaikan yang akan ia raih.
  4. Selalu memperbanyak doa agar diteguhkan Alloh dalam menjaga kesucian diri.
  5. Senantiasalah meneladani perangai istri Nabi sholallohu alaihi wasallam dan shohabiah dalam menjaga ‘iffah. Merekal adalah para muslimah teladan yang Alloh pilih di dunia ini untuk kaum muslimah.
  6. Berusahalah untuk ikut andil dalam berdakwah dan memperbaiki kondisi kerusakan umat sesuai dengan kemampuan dan batasan syar’i yang dibolehkan.
Indah dengan Menjaga ‘Iffah
Betapa banyak wanita yang mengaku muslimah namun tidak menjaga kesucian dirinya. Ada diantara mereka yang terjaring dalam perilaku-perilaku asusila atau tindakan dosa. Setiap hari mereka bersolek dan berdandan demi ditonton jutaan orang dilayar kaca. Ada juga diantara mereka yang bangga bisa tampil telanjang di cover majalah atau surat kabar hanya dengan bayaran beberapa juta saja. Ia lupa bahwa ada harga yang lebih mahal yang harus ia bayar di akhirat kelak. Yaitu siksa Alloh yang tidak bisa ditebus dengan apa saja di dunia ini.

Saudariku kaum muslimah yang dirahmati Alloh subhanahu wa ta’ala…
Menjaga ‘iffah merupakan akhlak tinggi dan mulia. Oleh karena itu akhlak ini harus senantiasa dibina dan ditempa. Akhlak ini juga harus ditanamkan para mudarisah (guru), daiyah (juru dakwah), murobiyah (pendidik), mursyidah (pembimbing) dan siapa saja yang diamanahi Alloh ta’ala mendidik kaum muslimah di berbagai sekolah.

Dengan istiqomah menjaga ‘iffah insya Alloh kaum muslimah akan menjadi sosok mulia dan indah di sisi Alloh dan manusia. (Oleh: Hawari, M.E.I)

Wallahu a’lam

(artinya: “Dan Allah lebih tahu atau Yang Maha tahu atau Maha Mengetahui)


“Subhanakallahumma wabihamdika asyhadu alla ilaha illa Anta astaghfiruka wa atubu ilaik (Maha Suci Engkau ya Allah dan segala puji untuk-Mu. Saya bersaksi bahwa tiada ilah yang berhak disembah selain Engkau, saya meminta ampunan dan bertaubat kepada-Mu).”
"Wassalaamu’alaikum warahmatullaahi wabarokatuh

Tidak ada komentar:

Posting Komentar