Halaman

Cahaya Pengetahuan Muslim

Kamis, 03 Desember 2015

Memaknai Umur

 
“Orang yang beruntung ialah yang selalu jaga dan menanti kesempatan serta tidak membiarkannya hilang percuma.”

Sobat muda, yuk coba kita renungin tentang masa aktif umur kita didunia (kaya pulsa aja ya ada masa aktifnya), dan berapa lamakah umur kita didunia saat ini? Nah inilah yang akan kita bahas diedisi kali ini selamat membaca ya.

Sobat muda, sudah sunatullah kalau kita akan mengalami kematian dan otomatis meninggalkan dunia yang sementara ini. Usia itu cepet banget berlalu, perjalanan pun begitu lekas berakhir dan berujung pada kematian. Kalo kata Rasullah, ummat akhir zaman ini diperkirahan rata-rata umurnya cuma sekitar antara 60 tahun sampai 70 tahunnan. Lha, Bagi kita sobat muda yang sekarang umurnya udah 18 atau 20 tahun, bukan berarti masih lama hidup di dunia. Lho kok bisa? Ya bisa aja, karena semua takdir hanya Allah l yang tahu. Mungkin besok kita udah ga ada di sini lagi atau bahkan satu detik yang akan datang kita akan berpisah dengan orang-orang yang kita cintai, semua itu takdir-Nya.

Sobat muda, kita gak cukup sekedar tau tentang kematian, tapi yang lebih penting dari itu, kita pun harus mengerti tentang Apa aja persiapan kita untuk menyambut malaikat pencabut nyawa yang di utus Sang Kholik Penguasa jiwa dan raga kita ini? Yuk.. kita fikir lebih jauh. Sebelah manakah timbangan amalan kita nanti? apakah lebih banyak kebaikan atau terlalu berat pada maksiat? Nah.. Itu semua ditentukan oleh akting kita di dunia sobat. Semua proses yang dilakukan di dunia ini akan diberi balasan yang setimpal di kampung akhirat. kalo kamu isi hidup ini dengan beramal Soleh dan patuh pada syariat dan hukum Islam, maka akan kita raih kebahagiaan dunia dan akherat. Tapi kalau kamu ngga bisa manfaatin waktu hidup di dunia terutama masa muda kamu untuk segera beramal, maka sangat merugilah kita sobat muda. Jadi gak bener tuh kalo ada slogan “kecil dimanja, muda kaya raya, tua foya-foya, mati masuk surga..” itu sih ngimpi. Kalo mau sukses ya harus berusaha keras. Mau lulus ujian nasional aja kita harus belajar giat, malah ada yang rela ngeluarin sekian rupiah buat ikut bimbingan belajar. Eh ini mau masuk surga tapi leha-leha, mungkin gak ya? Jawabnya Wallahu a’lam

Sobat muda, umur adalah satu-satunya hal yang jika bertambah, malah ia berkurang. Al-Hasan tberkata “Wahai anak-cucu Adam, engkau tidak lain adalah rangkaian hari. Jika satu harimu pergi, maka berkuranglah sebagian umurmu” Pepatah mengatakan “time is money” artinya waktu adalah uang, tapi sebenernya ungkapan ini sama sekali gak tepat, sebab uang sebesar apapun gak akan bisa buat ngegantiin waktu yang udah kita lewatin, walaupun semenit. Mungkin lebih tepatnya “Waktu adalah pedang. Bila engkau tidak memotongnya maka ia akan memotong kamu”. Ungkapan ini sudah dikenal di masyarakat, tapi kita liat ternyata masih banyak dari mereka yang menyia-nyiakan waktu. Seandainya orang yang lalai itu sadar, tentulah ia melihat bahwa tetangganya telah meninggal, temannya bahkan juga orang tuanya kembali keharibaan-Nya. Allah telah memperingatkan kita bahwa semua yang ada didunia ini adalah milik-Nya sesuai dengan firman Alloh t di Qur’an Surat Hud ayat 56 :

مَا مِنْ دَابَّةٍ إِلَّا هُوَ آخِذٌ بِنَاصِيَتِهَا

“tidak ada binatang melata pun melainkan Dia-lah yang memegang ubun-ubunnya.” (QS. Hud : 56)

Nah sobat muda, kamu pasti sudah tau banyak tentang kematian dan apa yang terjadi sesudahnya, yup kematian itu adalah sesuatu yang sudah pasti dan tidak bisa dibantah lagi kedatangannya, bahwa kita pasti menjumpai kematian. Bukan Cuma orang Islam yang yaqin, tapi orang di luar Islam juga sadar pasti dia akan mati suatu saat nanti. Lho kok sama-sama yakin? Iya sama, tapi ada bedanya antara seorang mukmin dengan kafir. Sebab kalo orang beriman  yang mengingat kematian, maka pasti dia akan banyak melakukan amal untuk bekal, inilah yang disebut orang cerdas, tapi orang kafir tidak, dia malah memperbanyak harta dan seolah-olah tidak akan mati. inilah yang membedakannya, sebagaimana Abdullah bin Umarzberkata, “Ketika saya sedang bersama Nabi, datanglah seorang lelaki Anshar. Setelah ia mengucapkan salam kepada beliau, lalu ia bertanya. “Wahai Rasullah siapakah kaum mukmin yang baik itu?Rasulallah SAW menjawab, “Yaitu yang paling baik akhlaknya”. Kembali ia bertanya, “Lalu siapakah mukmin yang paling cerdas?” Rasulullah n, menjawab yang paling banyak mengingat kematian dan paling baik persiapannya untuk menghadapi kejadian sesudahnya. Itulah orang yang cerdik “. Subhanallah.

Sobat muda, kita semua ingin sukses, baik dunia maupun akhirat. Dan modal utama untuk mendapat keuntungan dunia dan akhirat itu adalah waktu. Orang-orang yang senangnya cuma nongkrong, dan gak mau belajar, pastilah nilai ujian atau IPK nya ‘ancur’, setelah lulus pun cari kerja susah. Ini baru masalah dunia, belum lagi di akhirat. Makanya di al-Qur’an Alloh mengabarkan kepada kita bahwa orang-orang kafir nanti akan menyesal dan minta diberi kesempatan buat hidup lagi di dunia. Ya.. itulah penyesalan, dan memang penyesalan itu adanya di akhir. Padahal umat Islam sudah memiliki pedoman hidup, yaitu al-Quran dan As-Sunnah yang merupakan petunjuk umat manusia agar selamat dunia dan di akhirat.  Siapapun yang mengikuti nilai-nilai yang terkandung dalam al-Quran, dia akan mendapatkan keberhasilan dunia dan derajat dalam kehidupan akhirat. Tetapi bagaimana akhlak manusia sekarang ini? Banyak yang sudah meninggalkan al-Quran dan as-Sunnah yang telah diwariskan oleh baginda Tauladan yaitu Rasullah n. Makannya sekarang ini islam mengalami kemunduran, ya salah satunya karena banyaknya generasi muda Islam yang sudah jauh dari al-Qur’an dan as-Sunnah, kalo seandainya umat ini bisa komitmen dengan keduanya, maka Insya Alloh ummat Islam akan hidup di dunia dengan kemuliaan, dan di akhirat akan bahagia.

Maka dari itu, kalo selama ini kita lebih banyak leha-leha dan buang-buang waktu, segeralah bertaubat sobat muda. Mulailah dari sekarang kita berkarya dan kumpulkan bekal sebanyak-banyaknya, karena apa? Yah dunia adalah ladang buat kita untuk beramal guna menghadap kapada-Nya.

Allah berfirman di al-Qur’an surat al-Baqarah ayat 197 :

وَتَزَوَّدُوا فَإِنَّ خَيْرَ الزَّادِ التَّقْوَىٰ

“Dan carilah bekal! sesungguhnya sebaik-baik bekal ialah Takwa“ (QS. Al-Baqarah : 197)
Jika kita mencari bekal untuk dunia yang fana ini, maka kitapun harus mencari bekal untuk di akhirat sebelum menyesal yang ketika itu penyesalan sudah tidak berlaku lagi.

Orang yang beruntung ialah yang selalu jaga dan menanti kesempatan serta tidak membiarkannya hilang percuma.

Mari sejenak sobat muda kita merenung atas umur dan semua yang telah kita kerjakan. Dan tentang kebiasaan kita yang terbiasa mengingat kebaikan meski kecil dan gampang lupa akan dosa yang yang kita perbuat.  Mungkin sobat muda pernah Infaq Rp. 1.000,- sebulan yang lalu bahkan setahun yang lewat, mungkin masih kuat dalam ingatan, dimana, kapan dan kepada siapa.  Sedangkan ghibah, ngegosip, namimah, ingkar janji, dan perilaku tercela lain yang terbiasa kita lakukan, pagi, sore bahkan malam setiap harinya, sudah terlupakan sama sekali meskipun baru saja terjadi.

Maka dari itu kita semua hendaknya sadar, andai saja orang lain tidak mengetahui aib kita, tapi Allah yang Maha Mengetahui tahu semuanya sobat.  Dan inget, selalu ada malaikan yang mencatat perbuatan kita.
Nah, Ada waktu dan kesempatan tertentu saat terbaik bagi kita untuk mengingat dan mengakui dosa dan aib diri kita, diantaranya yaitu:

Pertama, di sepertiga malam terakhir, dimana Allah Ta’ala turun ke langit dunia.  Saat tidak ada permohonan doa yang ditolak oleh Allah sebagaimana telah dijanjikannya lewat lisan Rasullah SAW, “Setiap malam Rabb kita turun ke langit dunia pada sepertiga malam yang terakhir.  Dia berfirman, Siapa yang berdoa kepadaKu akan Aku kabulkan, siapa yang meminta kepada-Ku akan Aku beri, dan siapa yang memohon ampunan maka Aku ampuni. ” (HR.  Bukhori dan Muslim).

Kedua, gentle dong untuk mengakui dosa dan aib diri dihadapan Allah sebelum mengajukan permohonan di hadapan Allah.  Sebagaimana dicontohkan oleh para Nabi.  Adalah Nabi Adam dan istrinya yang diabadikan oleh Allah  dalam firman-Nya di dalam Qur’an Surat Al-A’raf ayat 23 :

قَالَا رَبَّنَا ظَلَمْنَا أَنْفُسَنَا وَإِنْ لَمْ تَغْفِرْ لَنَا وَتَرْحَمْنَا لَنَكُونَنَّ مِنَ الْخَاسِرِينَ

Keduanya berkata, Ya Rabb kami, kami telah menganiaya diri kami sendiri, dan jika Engkau tidak mengampuni kami dan memberi rahmat kepada kami, niscaya pastilah kami termasuk orang-orang yang merugi. “(QS.Al-A’raf ayat 23)

Ketiga, saat hendak berbuat kebajikan.  Mengingat segala dosa dan aib sendiri sebelum melakukan bentuk kebajikan itu dengan sempurna.  Begitu kita menjumpai kesempatan untuk berbuat baik, semestinya itu tidak kita sia-siakan bersegeralah dan jangan menundanya sobat oke!

Sobat muda, umur dengan keterbatasannya harus digunakan setiap menitnya untuk melakukan amal shaleh, amal yang diridhai oleh Allah.  Karena kewajiban manusia sangat banyak, seperti : ibadah, amal saleh, dakwah fisabilillah, mencari rezeki, mencari ilmu, berupaya menegakkan agama Allah dan seterusnya.  Menurut kata mutiara ialah sebagai berikut, “Kewajiban lebih banyak dari waktu yang tersedia.  Jika kamu mempunyai kebutuhan, maka tunaikanlah dengan ringkas dan tolonglah saudaramu untuk memanfaatkan waktunya.  Bacalah Al-Quran, pelajari dan dengarkanlah.  Janganlah sebagian dari waktumu dibiarkan hilang dengan percuma”.  So, tidak ada kata terlambat sobat untuk merubah kebiasaan hidup kita. Teruslah perbaiki diri kita dari segala perbuatan tercela, jangan ditunda-tunda, karena kita tidak tahu berapa lama lagi kita di dunia.