Siapakah golongan yang selamat
di dunia dan akhirat? Berikut kami salinkan sifat-sifat golongan manusia
yang selamat (menurut agama) sebagaimana yang ditulis oleh seorang Ulama
Besar dari Tanah Suci Syaikh Muhammad bin Jamil Zainu.
1. Golongan Umat Yang Selamat ialah golongan yang setia
mengikuti manhaj Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam dalam
hidupnya, serta manhaj para Shahabat sesudahnya.
Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam bersabda:
"Aku tinggalkan padamu dua perkara yang kalian tidak
akan tersesat apabila (berpegang teguh) kepadanya, yaitu Kitabullah dan
Sunnahku. Tidak akan bercerai berai sehingga
keduanya menghantarku ke telaga (Surga)". (Dishahihkan Al-Albani dalam
kitab Shahihul Jami)
2. Golongan Yang Selamat akan kembali (merujuk) kepada
Kalamullah dan Rasul-Nya tatkala terjadi perselisihan dan pertentangan
diantara mereka, sebagai realisasi firman Allah:
"Kemudian jika kamu berselisih tentang sesuatu, maka
kembalikanlah ia kepada Allah (Al-Quran) dan Rasul (Sunnahnya), jika
kamu benar-benar beriman kepada Allah dan hari kemudian.
Yang demikian itu lebih utama (bagimu) dan lebih baik
akibatnya". (An-Nisa : 59)
"Maka demi Tuhanmu, mereka (pada hakikatnya) tidak
beriman hingga mereka menjadikan kamu hakim dalam perkara yang mereka
perselisihkan, kemudian mereka tidak merasa keberatan dalam hati mereka
terhadap putusan yang kamu berikan, dan mereka menerima dengan
sepenuhnya". (An-Nisa : 65)
3. Golongan Yang Selamat tidak mendahulukan perkataan
seseorang atas Kalamullah dan Rasul-Nya, realisasi dari firman Allah:
"Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu mendahului
Allah dan Rasul-Nya dan bertaqwalah kepada Allah. Sesungguhnya Allah
Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui". (Al-Hujurat : 1)
Ibnu Abbas berkata: "Aku khawatir akan jatuh batu dari
langit (mereka akan binasa). Aku katakan, Nabi Shallallahu Alaihi wa
Sallam bersabda, sedang mereka (membantah) dengan mengatakan, Abu Bakar
dan Umar berkata". (HR. Ahmad dan Ibnu Abdil Barr)
4. Golongan Yang Selamat senantiasa menjaga kemurnian
tauhid. (Silahkan baca buku yang sangat bagus
tentang masalah Tauhid dengan judul, Kitab Tauhid karya Syaikh Muhammad
At-Tamimi, yang mengupas tentang keagungan kedudukan Tauhid serta
menerangkan berbagai macam syirik yang sangat berbahaya).
5. Golongan Yang Selamat senang menghidupkan
sunnah-sunnah Rasulullah, baik dalam ibadah, perilaku dan dalam segenap
hidupnya, karena itu mereka menjadi orang-orang asing di tengah kaumnya,
sebagaimana disabdakan oleh Nabi Shallallahu Alaihi wa Sallam :
"Sesungguhnya Islam pada permulaannya adalah asing dan
akan kembali menjadi asing seperti pada permulaannya. Maka keuntungan
besar bagi orang-orang yang asing". (HR. Muslim)
Dalam riwayat lain disebutkan, Dan keuntungan besar
bagi orang-orang yang asing. Yaitu orang-orang yang (tetap) berbuat baik
ketika manusia sudah rusak. (Al-Albani berkata, Hadits ini
diriwayatkan oleh Abu Amr Ad-Dani dengan sanad Shahih.
6. Golongan Yang Selamat tidak berpegang kecuali kepada
Kalamullah dan Kalam Rasul-Nya yang masum, yang berbicara dengan tidak
mengikuti hawa nafsu. Adapun manusia selainnya, betapapun tinggi
derajatnya, terkadang ia melakukan kesalahan, sebagaimana sabda Nabi
Shallallahu Alaihi wa Sallam :
"Setiap bani adam (pernah) melakukan kesalahan, dan
sebaik-baik orang yang melakukan kesalahan adalah mereka yang
bertaubat". (Hadits Hasan riwayat Imam Ahmad)
Imam Malik berkata, Tak seorang pun sesudah Nabi
Shallallahu Alaihi wa Sallam melainkan ucapannya diambil atau
ditinggalkan (ditolak) kecuali Nabi Shallallahu Alaihi wa Sallam (yang
ucapannya selalu diambil dan diterima).
7. Golongan Yang Selamat adalah para ahli hadits.
Tentang mereka Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam
bersabda :
"Senantiasa ada segolongan dari ummatku yang
memperjuangkan kebenaran, tidak membahayakan mereka orang yang
menghinakan mereka sehingga datang keputusan Allah". (HR. Muslim)
8. Golongan Yang Selamat menghormati para imam
mujtahidin, tidak fanatik terhadap salah seorang diantara mereka .
Golongan Yang Selamat mengambil fiqih (pemahaman
hukum-hukum Islam) dari Al-Quran, hadits-hadits yang shahih, dan
pendapat-pendapat imam mujtahidin yang sejalan dengan hadits shahih.
(Lihat perkataan para Imam Madzhab pada muqaddimah kitab Sifat Shalat
Nabi, karya Syaikh Muhammad Nashiruddin Al-Albani, yang mereka
bersepakat agar meninggalkan perkataan mereka bila tidak sesuai dengan
hadits shahih)
9. Golongan Yang Selamat menyeru kepada yang maruf dan
mencegah dari yang mungkar. Mereka melarang
segala jalan bidah (perkara yang diada-adakan dalam agama) dan
sekte-sekte yang menghancurkan dan memecah belah ummat. Baik bidah
dalam hal agama maupun dalam hal sunnah Rasul dan para shahabatnya.
10. Golongan Yang Selamat mengajak seluruh ummat Islam
agar berpegang teguh kepada sunnah Rasul dan para shahabatnya, sehingga
mereka mendapatkan pertolongan dan masuk surga atas anugerah Allah dan
syafaat Rasulullah dengan izin Allah.
11. Golongan Yang Selamat mengingkari perundang-undangan
yang dibuat oleh manusia, sebab undang-undang tersebut bertentangan
dengan ajaran Islam. Golongan Yang Selamat mengajak manusia berhukum
kepada Kitabullah yang diturunkan Allah untuk kebahagiaan manusia di
dunia dan di akhirat. Allah Maha Mengetahui sesuatu yang lebih baik bagi
mereka. Hukum-hukumnya abadi sepanjang masa, cocok dan relevan bagi
penghuni bumi sepanjang zaman.
12. Golongan Yang Selamat mengajak seluruh ummat Islam
berjihad di jalan Allah. Jihad adalah wajib bagi setiap muslim sesuai
dengan kekuatan dan kemampuannya. Jihad dapat dilakukan dengan :
1. Jihad dengan lisan dan tulisan
Mengajak ummat Islam dan ummat lainnya agar berpegang
teguh dengan ajaran Islam yang shahih, tauhid yang murni dan bersih dari
syirik yang ternyata banyak terdapat di negara-negara Islam. Rasulullah
Shallallahu Aliahi wa Sallam telah memberitakan tentang hal yang akan
menimpa ummat Islam ini. Beliau bersabda :
"Hari kiamat belum akan tiba, sehingga kelompok-kelompok
dari ummatku mengikuti orang-orang musyrik dan sehingga
kelompok-kelompok dari ummatku menyembah berhala-berhala". (Hadits
shahih, riwayat Abu Dawud, hadits yang semakna ada dalam riwayat Muslim)
2. Jihad dengan harta
Menginfaqkan harta buat penyebaran dan perluasan ajaran
Islam, mencetak buku-buku dakwah ke jalan yang benar, memberikan
santunan kepada ummat Islam yang masih lemah iman agar tetap memeluk
agama Islam, memproduksi dan membeli senjata-senjata dan peralatan
perang, memberikan bekal kepada mujahidin, baik berupa makanan, pakaian
atau keperluan lain yang dibutuhkan.
3. Jihad dengan jiwa
Bertempur dan ikut berpartisipasi di medan peperangan
untuk kemenangan Islam. Agar kalimat Allah (Laa ilaha illallahu) tetap
jaya sedang kalimat orang-orang kafir (syirik) menjadi hina.
Dalam hubungannya dengan ketiga perincian jihad diatas,
Rasulullah Shallallahu Alihi wa Sallam mengisyaratkan dalam sabdanya :
"Perangilah orang-orang musyrik itu dengan harta, jiwa
dan lisanmu". (HR Abu Dawud, hadits Shahih).
(Disadur dengan beberapa
ringkasan dari kitab Manhaj Al-Firqatun Naajiah (Jalan Golongan Yang
Selamat), karya Syaikh Muhammad bin Jamil Zainu)