Halaman

Cahaya Pengetahuan Muslim

Jumat, 04 Oktober 2013

Masbuq Dalam Melaksanakan Shalat ‘Ied


Shalat Iedain (shalat dua hari raya: Iedul Fitri dan Iedul Adha) merupakan bentuk ibadah yang dianjurkan, sebagai ekspresi rasa syukur kita kepada Allah di mana Allah telah memberi kekuatan untuk beribadah sebelumnya. Rasulpun menganjurkan kepada semua ummat Islam untuk menghadiri dan melaksanakannya. Jumhur ‘ulama berpendapat bahwa hukum shalat Ied adalah sunnah muakkadah, yang selalu dijaga oleh Rasul Salallahu ‘Alaihi wasalam dan para Sahabatnya.
 
Adapun tentang masbuq, secara bahasa kata Al Masbuq artinya terdahului oleh orang lain atau tertinggal. Sedangkan secara istilah Fiqh (dalam Ensiklopedia Fiqih terbitan Ministry Awqaf Kuwait), yaitu kondisi seseorang yang tertinggal gerakan imam, tertinggal beberapa rakaat atau semuanya. Atau dengan kata lain, seseorang yang mendapati imam setelah selesai mengerjakan satu rakaat atau lebih.

Dalam shalat Ied, pada rakaat pertama ada takbir 7 kali sebelum membaca Alfatihah, dan di rakat kedua ada takbir 5 kali sebelum membaca Alfatihah. Maka kondisi masbuqnya tergantung dimana kita mendapati imam.

Jika kita mendapati imam saat tahiyat (sebelum salam), berarti kita lanjut berdiri mengerjakan shalat 2 rakaat dengan 7 kali takbir pada rakaat pertama dan 5 kali takbir pada rakaat kedua.
Bila kita mendapati imam dalam posisi ruku’ pada rakaat kedua, dan kita dapat ikut bersama imam menjalankan ruku’ beserta tuma’ninah, maka hitungannya, kita telah mendapati rakaat pertama. Kita hanya meneruskan rakaat kedua. Rakaat kedua dengan 5 kali takbir setelah takbir untuk berdiri.

Tetapi bila kita dapati imam di posisi ruku’ pada rakaat pertama, maka kita tidak ada kewajiban meneruskan rakaat setelah imam salam, karena kita tidak tertinggal apa-apa.
Bila kita mendapati imam setelah salam maka kita belum mendapatkan apa-apa. Jadi seandainya kita pergi ke lapangan atau ke masjid untuk shalat Ied dan ternyata imam sudah selesai, maka kita shalat sendiri dengan takbir 7 kali pada rakaat pertama dan takbir 5 kali pada rakaat kedua.

Hukum bertakbir 7 kali dan 5 kali dalam shalat Ied adalah sunnah, afdhal dan berpahala lebih jika dilakukan, tetapi jika terlupa maka shalat Ied ini tetap sah hukumnya. Sementara madzhab Hanafi berpendapat, jumlah takbir dalam shalat Ied adalah 3 kali pada rakaat pertama setelah takbiratul ihram, dan tiga kali takbir pada rakaat kedua setelah takbir untuk berdiri sebelum membaca Al fatihah.

Apa yang dibaca diantara dua takbir ini? Tidak teriwayatkan adanya dzikir tertentu dari Rasulullah, tetapi riwayat dzikir antara takbir dlam shalat Ied datang dari para ulama salaf rahimahullah. Imama Syafi’i dan Imam Ahmad berpendapat, disunnahkan berdzikir antara takbir shalat Ied, dengan membaca tahmid dan shalawat Nabi, lalu berdo’a sesuka kita. Inipun pendapat yang dikuatkan oleh Ibnu Taimiyah, berdasarkan perkataan Ibnu Mas’ud Radhiallahu’anhu.

Hal ini merupakan perkara lapang, siapa yang tidak berdzikir, maka tidak mengapa, yang berdzikirpun juga boleh. Dapat membaca tahmid, shalawat, dan berdo’a. Jika membaca subhanallah wal hamdulillah wallahuakbar, pun juga bagus juga. Wallahu’alam.
Oleh: Ustadzah Latifah Munawarah, MA (Master bidang Syariah dari Kuwait University)
Sumber: Majalah Al Husna

Wallahu a'lam

Tidak ada komentar:

Posting Komentar