Islam
merupakan agama (din) yang mengatur seluruh aspek kehidupan manusia, tak
terkecuali dalam berbisnis dan usaha. Banyak kita saksikan saat ini para
pebisnis yang memisahkan antara aktivitasnya itu dengan nilai-nilai ajaran
Islam, dan hal ini tentunya akan berdampak negatif terhadap diri maupun usaha
atau bisnis yang mereka jalani. Baik kerugian di dunia maupun akhirat. Padahal
syari’at Islam telah memberikan panduan bagi umatnya dalam berbisnis agar dapat
meraih kesuksesan dan keridhoan dari Alloh subhanahu wa ta’ala. Berikut
ini adalah kiatnya:
- Ketulusan Niat
Niat
adalah dasar dan pembangkit segala bentuk ucapan dan tindakan. Bila niat Anda
tulus dan luhur, niscaya ketulusan niat ini terpancar dalam ucapan dan tindakan
Anda. Seorang pebisnis yang menjalankan aktivitasnya dengan niat Ibadah, maka
ia akan mendapatkan pahala di sisi Alloh ta’ala. Dan seorang muslim
ketika menjalankan perniagaannya hendaknya dalam rangka menjaga kehormatan
dirinya, sehingga (dia) tidak merendahkan diri dengan meminta-minta. Dengan
berniaga, keluhuran jiwa seorang muslim terbukti dengan tercukupinya kebutuhan
dan nafkah setiap orang yang berada di bawah tanggung jawabnya. Rosululloh sholallohu
alaihi wasallam bersabda:
“Andai
salah seorang di antara kalian pergi mencari kayu bakar dan memanggulnya di
atas punggungnya, sehingga dengan itu ia dapat bersedekah dan mencukupi
kebutuhannya (tidak meminta-minta kepada) orang lain, itu lebih baik daripada
ia meminta-minta kepada orang lain, baik orang itu memberinya atau menolak
permintaannya, karena sesungguhnya tangan yang (berada) di atas lebih utama
daripada tangan yang (berada) di bawah. Mulailah (nafkahmu dari) orang-orang
yang menjadi tanggung jawabmu.”
(HR. al-Bukhori)
- Tangguh dan Pantang Menyerah
Di
antara kepribadian pengusaha muslim yang membedakannya dari selainnya ialah
ketangguhan mental dan jiwanya. Berbagai aral yang melintang di jalan hidupnya
tidak menjadikan semangatnya luntur. Kegagalan dan tantangan, yang kadang
menghiasi perjuangannya, tidak menjadikannya lemah dan kendur semangat. Dia
akan selalu optimis dan menatap masa depan dengan penuh kepercayaan. Dan Islam
sama sekali tidak memperbolehkan umatnya untuk bersikap malas, loyo ataupun
patah semangat.
- Tawakal
Sebagai
pebisnis, ketika anda beriman kepada Alloh, maka hal ini tidak menjadikan Anda
bertopang dagu dan pasrah dengan setiap kenyataan. Keimanan terus mendorong
Anda untuk berusaha tanpa kenal lelah. Walau demikian, Anda menyerahkan hasil
dari usaha keras Anda kepada kehendak dan karunia Alloh. Hal ini dikarenakan
semua rizki yang kita peroleh adalah pemberian dari Alloh. Sebagaimana Alloh subhanahu
wa ta’ala berfirman:
… نَحْنُ
قَسَمْنَا بَيْنَهُمْ مَعِيشَتَهُمْ فِي الْحَيَاةِ الدُّنْيَا ۚ وَرَفَعْنَا
بَعْضَهُمْ فَوْقَ بَعْضٍ دَرَجَاتٍ لِيَتَّخِذَ بَعْضُهُمْ بَعْضًا سُخْرِيًّا ۗ
وَرَحْمَتُ رَبِّكَ خَيْرٌ مِمَّا يَجْمَعُونَ
“…
Kamilah yang menentukan, di antara mereka, penghidupan mereka dalam kehidupan
dunia, dan Kami telah meninggikan sebagian mereka atas sebagian lainnya
beberapa derajat, agar mereka dapat mengambil manfaat satu sama lain.” (QS. Az-Zukhruf [43]: 32)
Kita
juga dapat melihat betapa indah gambaran Rosululloh sholallohu alaihi
wasallam tentang tawakal berikut ini, Beliau bersabda:
“Andai
engkau bertawakal kepada Alloh dengan sebenar-benarnya, niscaya Alloh memberimu
rezeki sebagaimana Alloh memberi rezeki kepada burung yang di pagi hari
meninggalkan sarangnya dan ketika senja hari tiba, ia telah kenyang.” (HR. Ahmad)
Coba
Anda cermati burung-burung yang ada di sekitar rumah. Di pagi hari, adakah
burung yang tidak meninggalkan sarangnya? Bila ada, maka dapat dipastikan itu
adalah burung yang sedang sakit. Dengan demikian, tawakal yang benar tidak
menyebabkan Anda menjadi manusia pemalas. Akan tetapi, tawakal menjadikan Anda
dapat menatap hari esok dengan penuh percaya diri tanpa ada kekhawatiran
sedikit pun.
- Kesibukan Berbisnis Tidak Menghalangi Anda untuk Mengingat Alloh
Di
antara karakter pebisnis muslim yang sangat indah dan membedakan Anda dari
pengusaha kafir ialah bahwa Anda senantiasa ingat kepada Alloh I. Dengan
demikian, Anda senantiasa menjalankan kewajiban ibadah kepada Alloh subhanahu
wa ta’ala tanpa terganggu oleh berbagai aktivitas perniagaan Anda. Hal ini
berdasarkan firman Alloh:
رِجَالٌ لَا
تُلْهِيهِمْ تِجَارَةٌ وَلَا بَيْعٌ عَنْ ذِكْرِ اللَّهِ وَإِقَامِ الصَّلَاةِ
وَإِيتَاءِ الزَّكَاةِ ۙ يَخَافُونَ يَوْمًا تَتَقَلَّبُ فِيهِ الْقُلُوبُ
وَالْأَبْصَارُ
“Laki-laki
yang tidak terlalaikan dari mengingat Alloh, mendirikan shalat, dan menunaikan
zakat, (disebabkan) oleh perniagaan dan tidak pula oleh jual beli. Mereka takut
kepada suatu hari yang, di hari itu, hati dan penglihatan berguncang.” (QS. An-Nur [24]: 37)
Anda
senantiasa sadar dan selalu ingat bahwa Alloh I mengetahui setiap perbuatan dan
ucapan Anda. Anda pun percaya bahwa setiap ucapan dan perbuatan Anda pastilah
mendapat balasan yang setimpal. Kesadaran ini menjadikan Anda waspada dan tidak
menghalalkan segala macam cara dalam mencari keuntungan niaga. Baik dengan
menipu, mengurangi timbangan atau yang lebih parah dari itu yakni mendatangi
dukun agar perniagaan Anda laris terjual. Dan jangan pernah khawatir dengan
rizki dari Alloh, yang menjadikan anda berbuat kecurangan.
Sebagaimana
Rosululloh sholallohu alaihi wasallam bersabda:
“Jangan
pernah engkau merasa (seluruh) rezekimu terlambat datang, karena sesungguhnya
tiada seorang pun hamba yang mati, hingga telah datang kepadanya rezeki
terakhir yang ditentukan untuknya. Oleh karena itu, bertakwalah kepada Alloh
dan tempuhlah jalan yang baik dalam mencari rezeki. Tempuhlah yang halal dan
tinggalkan yang haram.” (HR.
Ibnu Majah)
Hal
penting juga untuk diingat adalah, jangan tinggalkan atau menunda sholat hanya
karena masalah duniawi berupa perniagaan ataupun transaksi bisnis yang
menjanjikan keuntungan besar. Harus anda ingat, bahwa harta kekayaan dunia
bukanlah standar keberhasilan, baik di dunia atau akhirat. Harta kekayaan
hanyalah titipan dan bahkan ujian, adakah Anda bersyukur atau sebaliknya,
kufur. Alloh subhanahu wa ta’ala berfirman:
وَاعْلَمُوا أَنَّمَا أَمْوَالُكُمْ
وَأَوْلَادُكُمْ فِتْنَةٌ وَأَنَّ اللَّهَ عِنْدَهُ أَجْرٌ عَظِيمٌ
“Dan
ketahuilah bahwa harta benda dan anak keturunanmu hanyalah cobaan, dan
sesungguhnya Alloh, di sisi-Nya terdapat pahala yang agung.” (QS. al-Anfal [8]: 28)
Anda
percaya bahwa keberhasilan hidup tidaklah diukur dari banyak atau sedikitnya
kekayaan Anda. Terlalu rendah dan hina bila kesuksesan hidup diukur dengan
materi. Hal ini juga disabdakan oleh Rosululloh sholallohu alaihi wasallam,
“Andai dunia beserta isinya adalah seberat sayap nyamuk, niscaya Alloh tidak
pernah memberi kesempatan kepada orang kafir untuk meneguk walau hanya seteguk
air minum.” (HR. at-Tirmidzi)
- Jujur
Syariat
Islam mengajarkan untuk selalu berbuat jujur dalam segala keadaan. Anda berlaku
jujur walaupun kejujuran Anda dapat menimbulkan kerugian pada diri Anda
sendiri. Hal ini lebih baik daripada Anda berbohong demi meraih keuntungan
dunia yang fana, dan tak setara sayap serangga. Kejujuran dalam berniaga ini
sangat ditekankan oleh Rosululloh, sebagaimana beliau sholallohu alaihi
wasallam pernah berseru:
“Wahai
para pedagang!” Spontan mereka menegakkan leher dan pandangan guna
memperhatikan seruan Rosululloh. Lalu, beliau bersabda, “Sesungguhnya, kelak di
hari kiamat, para pedagang akan dibangkitkan sebagai orang-orang fajir (jahat)
kecuali pedagang yang bertakwa kepada Alloh, berbuat baik, dan berlaku jujur.” (HR. Tirmidzi)
- Membelanjakan Harta di Jalan yang Benar
Kesuksesan
dan kekayaan, mungkin saja menjadikan Anda lalai dan lupa daratan. Betapa
tidak, segala yang Anda inginkan dapat terwujud dengan mudah berkat kekayaan
Anda yang melimpah. Betapa sering Anda bisa menahan diri dan bersikap bersahaja
tatkala kantong Anda cekak. Namun, hal itu begitu berat untuk Anda lakukan bila
kantong Anda tebal.
Keimanan
dan keluhuran jiwa Andalah yang dapat menahan Anda dari sikap angkuh dan
melampaui batas ketika Anda berhasil mencapai kekayaan. Yang demikian itu,
karena Anda sadar bahwa suatu saat nanti kekayaan itu harus Anda
pertanggungjawabkan, dari mana Anda memperolehnya dan untuk tujuan apa Anda
membelanjakannya.
“Kelak,
pada hari kiamat, tidaklah kedua kaki seorang hamba dapat bergeser hingga ia
ditanya tentang umurnya, untuk apa ia habiskan; tentang ilmunya, apa yang ia
perbuat dengannya; tentang hartanya, dari mana dan ke mana ia belanjakan; dan
tentang badannya, untuk apa ia gunakan.”
(HR. at-Tirmidzi)
Banyak
banyaklah berinfaq dan shodaqoh, sebab dengan banyak berinfaq
dan bershodaqoh, maka harta Anda akan semakin berkah dan melimpah,
sebagaimana Rosululloh r bersabda: “Tidaklah shodaqah itu mengurangi harta.”
(HR. Muslim)
Demikianlah
penjelasan singkat ini, Semoga anda menjadi pebisnis yang sukses dunia akhirat.
Wallohu
ta’ala a’lam.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar